Tuesday, August 8, 2017

Cerita Dewasa Hasrat Liar Seks Pasutri

Cerita Dewasa Hasrat Liar Seks Pasutri


Cerita Dewasa - Namaku Indra 29 tahun, sedangkan istriku Lisa setahun lebih tua dariku. Aku dan istriku pertama kali bertemu saat aku pindah tugas di kantor yang sama dengan istri aku, hubungan kami selalu hangat dikeseharian selama 5 tahun lebih kami jalani. Kami saling terbuka, saling jujur dan dari semua itu kami bisa saling percaya satu sama lain. Untuk kehidupan sex kami saling terbuka terhadap apa yang masing-masing inginkan dan fantasikan. Berawal dari hobi kami yang sama-sama suka menonton film bokep dan saling berfantasi dalam bercinta, kehidupan sex kami berdua menjadi liar tak terkendali.

Sebelum kami berpacaran dan menikah, Lisa adalah wanita primadona di kantor. Lisa cukup cantik dengan wajah sedikit oriental meski berdarah jawa. tingginya kira-kira 168cm dengan tubuh yang padat berisi dan kulit putih mulus terawat, cukup banyak teman-teman kantor yang sering mengajaknya keluar makan malam dan kencan dengan Lisa, namun selama itu Lisa hanya menjalaninya sebatas jalan dan makan malam, tidak pernah lebih dari itu. Namun pengalaman sexnya lebih banyak ketika Lisa kuliah dulu, ketika kami akan bercinta aku sering menyuruh Lisa bercerita dan mengingat pengalaman sexnya dulu.

Aku suka sekali saat dia mercerita dan merangsangku dengan handjobnya yang hot. Dia bercerita tentang pengalamannya ketika pertama diperawani, cowok keduanya yang selalu Lisa puji karena punya ‘senjata’ yang besar dan panjang, cowok ketiganya yang belum pernah masukin kontolnya karena takut Lisa hamil namun hampir setiap hari minta handjob dan blowjob, dan beberapa kenakalannya ketika handjob dan blowjob teman-teman cowoknya dulu yang bukan pacarnya.

Lisa pun terkadang memintaku menceritakan pengalamanku dengan cewek sebelum kami menikah, fantasi seperti itu membuat perasaan menjadi ga karuan horny + cemburu + penasaran, sering kami saling masturbasi bersama dengan bergantian bercerita hal-hal semacam itu, terkadang kami bercinta dengan menyebut nama mantan kami masing-masing dan hal itu menjadikan acara bercinta kami menjadi luar biasa.

Eksibisionis pertama kami, hari itu hari sabtu saat libur weekend kami berdua. Pagi itu aku sedang asik menonton TV, Lisa datang menghampiriku.

“Pi ada acara gak hari ini?” tanya Lisa padaku.

“Engga ada emang kenapa?” kataku balik bertanya.

“Cari ide gila dong… aku lagi pengen ‘nakal’ nih” ajak Lisa sambil bersandar disampingku.

“ide gila apaan ya?” sahutku sambil mencoba berpikir.

Tiba2 tangan Lisa bergerilya mengelus kontolku yang masih pulas tidur di dalam celana boxerku.

“Ayolah masa gak ada ide?” tanya Lisa mendesakku.

Tangan Lisa menurunkan celana boxerku hingga terlihat utuh batang kemaluanku, melihat kontolku dalam posisi bebas Lisa langsung menyambarnya dengan mulut dan memainkannya dengan lidah. Merasakan permainan mulut dan lidah Lisa, kontolku langsung tegap berdiri, kami melakukan di ruang tengah tempat kami nonton TV dan berkumpul. Dirumah kami selain aku, Lisa, dan anak kami yang berumur 4 tahun juga ada sepupu Lisa dari jakarta yang kuliah dikota ini dan Tiwi seorang pembatu kami yang sekaligus baby sitter. Tiwi sudah sekitar 2 tahun bekerja di rumah kami, umurnya masih muda, 23 tahun. Hari ini anakku tidak dirumah, kakek dan neneknya mengajak anakku bermalam di rumah mereka. Rani sepupu Lisa sedari pagi tadi sudah keluar gak tau kemana. Tinggal Tiwi pembantuku yang tadi aku lihat di dapur memasak untuk sarapan kami. Sekitar hampir sepuluh menit Lisa mainin kontolku dengan mulutnya, kemudian aku mengangkat kaos biru Lisa melepaskan dari tubuh montoknya. Terlihat toket Lisa yang tidak tertutup bra bergelayut bebas.

“Kalau cari idenya sambil ML pasti dapet pi” kata Lisa sambil berdiri didepanku.

Dia menurunkan celana pendeknya sekaligus cd merah yang dia pakai. memek tembem favoritku tersaji di depan mataku, aku turunkan juga boxerku sambil duduk dan melepaskah kaos putihku, sekarang kami telanjang bulat saling berhadapan. Lisa tidak langsung mendekatkan tubuhnya padaku, dia naikkan kaki kanannya di samping pahaku dan dengan lembut dia memainkan memeknya yang terlihat basah, sambil tangan satunya meremas-remas toket gedenya. Aku hanya menikmati pemandangan itu dengan tangan kananku mengocok-ngocok batangku, kemudian Lisa menempatkan memeknya di kontolku yang tegang siap tempur.



Dia duduk diatasku dengan menyodorkan toketnya kearah mukaku, dengan nikmatnya dia mendesah bergoyang menikmati tusukan kontolku dan kulumanku di kedua putingnya bergantian, sekitar 5 menit kami bercinta terlihat dari belakang Lisa Tiwi berdiri terkejut saat keluar dari pintu dapur, langsung pelan-pelan aku memberikan isyarat padanya untuk tenang tak bersuara, bukannya berlalu pergi Tiwi malah bersandar di dinding menonton Lisa menduduki kontolku, melihat Tiwi menyaksikan aksi kami aku menjadi tambah terangsang.

“Mi aku ada ide… gimana klo kita bercinta didepan orang” kataku sambil tetap menikmati permainan memek Lisa.

“Maksud papi ditonton orang lain gitu… wah seru kayaknya pi” sahut Lisa menyetujui ideku tadi.

“Tapi siapa yang mau papi suruh liat?” lanjut Lisa sambil menghentikan goyangannya.

“Kamu maunya siapa?” tanyaku sambil meremas kedua toketnya.

“Siapa aja deh terserah…” sahut Lisa sambil melanjutkan gerakan naik turunnya di pangkuanku.

“Ooooh… piii… ngebayangin aja udah gah tahan aku pi…” Lisa menggelijang sambil menggigit bibir bawahnya merasakan dinding memeknya dielus kontolku.

Aku sedikit menoleh kearah Tiwi yang berdiri sambil memainkan bibirnya gemas melihat permainan kami, Tiwi hanya berdiri sambil merapatkan kedua kakinya dengan tangan dilipat kedepan sambil sesekali menekan-nekan toketnya.

“Oohh… pi… aaahhh…” erang Lisa sambil mengejang tanda orgasmenya datang.

“Kayaknya ide bagus tuh pi… ngebayangin aja aku udh ga tahan gini” kata Lisa.

“Gak usah dibayangin mi… dinikmati aja… udah ada yang liatin kok dari tadi.” kataku menyadarkan Lisa kalau sedari tadi Tiwi menikmati pemandangan itu.

Seketika Lisa terkejut dan menoleh kanan kiri dan melihat Tiwi di belakangnya berdiri dengan wajah merah mungkin malu dan takut. Lisa langsung berdiri membelakangiku dengan menutup tubuhnya dengan kedua tangannya.

“Ngapain kamu berdiri disitu?!?!” tanya Lisa dengan lantang.

Kelihatannya Lisa tidak suka dengan kehadiran Tiwi disana, namun sebelum Lisa meneruskan kata-katanya langsung aku dorong tubuhnya hingga membungkuk dengan tangan di meja, aku tancapkan lagi kontolku di memeknya dan dengan gerakan menghentak-hentak aku menusuk-nusuk memek Lisa. Lisa terkejut dan kembali mengerang keenakan merasakan tusukanku yang menyentuh g-spotnya, melihat Lisa tadi memarahinya Tiwi pelan-pelan melangkah hendak pergi.

“Ooohhh… aaahh… Tiwi kamu duduk aja di situ sshhh…” perintah Lisa pada Tiwi sambil mendesah-desah keenakan.

“Aaaagghhh… papi… kontol kamu enak banget pi… ooohh…” teriak Lisa.

Kelihatannya Lisa mulai terbakar horny luar biasa setelah tau ada orang lain yang menonton permainan kami. Tiwi hanya duduk bersandar di sofa tepat disamping kami.

“Tiwi kamu pernah dientot gak?” tanya Lisa sambil memaju mundurkan pantatnya melawan gerakan pinggangku.

Tiwi hanya menggelengkan kepala tanda bahwa dia masih virgin, Lisa mendorong tubuh aku kebelakang hingga kontolku tercabut dari memeknya. Lisa meraih lenganku, menariknya menuju Tiwi yang duduk disebelah kami.

“Tiwi kamu jangan cerita sama siapa-siapa ya kejadian ini” mohon Lisa pada Tiwi.

“Ssebagai imbalannya kamu boleh menonton kami bercinta kapan aja kamu mau… oke…” tambah Lisa.

Tiwi hanya mengangguk tanda setuju sambil sesekali mencuri pandang pada kontolku yang tegap berdiri.

“Pi aku mau kasih tunjuk Tiwi kontol papi kalo ngecrotin seperma pi…” kata Lisa sambil bersimpuh memainkan kontolku dengan tangannya dihadapan Tiwi.

Melihat mata Tiwi melihat tongkolku, aku semakin terangsang.

“Ingat Tiwi… kamu cuma boleh liat tapi ga boleh pegang oke…” kata Lisa sambil mendekatkan bibirnya ke kontolku.

Kuluman Lisa dan pandangan Tiwi pada kontolku membuat cairanku tak dapat tertahan lagi. Merasakan kontolku berdenyut dimulutnya, Lisa segera mengeluarkan kontolku dan mengocoknya hingga cairan itu menyembur ke leher dan dada Lisa. Kami segera membersihkan cairan-cairan tersebut dari tubuh kami dan terlihat Tiwi membantu dengan membersihkan cairanku yang berceceran di karpet ruang tengah itu. Tiwi mungkin terlalu lugu untuk melihat tontonan seperti itu, namun semenjak hari itu selama tidak ada orang lain selain aku Lisa dan Tiwi, kami sering bercinta di sembarang tempat di rumah meskipun tidak selalu Tiwi menemani kami untuk menonton permainan kami. Terkadang Tiwi hanya lewat saja sambil sesekali berhenti menyaksikan kami dan langsung pergi lagi, mungkin karena takut kepingin atau jijik. Kami berdua tetap menikmati permainan ini.

0 comments: